• Fakultas Biologi UGM
  • Channel Video Kami
  • Menara Ilmu
Universitas Gadjah Mada Lab Sistematika Hewan
sub Parasitologi Fakultas Biologi UGM
  • Tentang Kami
  • Praktisi
  • Forum dan Konsultasi
  • Hubungi Kami
  • Beranda
  • Artikel
  • Amebiasis

Amebiasis

  • Artikel
  • 9 August 2018, 20.26
  • Oleh: Soenarwan Hery
  • 0

AMEBIASIS

Oleh: Tri Dewi M, Aliyanda Martha T.P, Asti Fitri Widyasari, Fadil Azhari, Faiza Senja

A. Pengertian

Amebiasis merupakan infeksi parasit pada usus besar yang disebabkan oleh parasit Entamoebae histolytica. Secara keseluruhan, terdapat 8 jenis Entamoeba dalam tubuh tetapi hanya E. histolytica yang menyebabkan penyakit amebiasis.

B. Penyebab

Infeksi amebiasis terjadi ketika parasit E. histolytica masuk ke dalam tubuh dan menetap di dalam usus. Parasit ini menyebabkan diare, kerusakan pada perut dan saluran pencernaan. Lalat, nyamuk, dan serangga lain dapat beresiko menjadi penyalur parasit. Amebiasis muncul pada negara tropis dengan sanitasi yang buruk, hal inibiasanya terjadi di Amerika Selatan dan beberapa negara di Afrika. Individu yang memiliki resiko terkena amebiasis terbesar adalah pada homoseksual, orang yang hidup di penjara, bepergian ke negara yang sanitasinya buruk, dan imigran dari negara yang sanitasnya buruk (Barwell and Yu, 2017).

C. Morfologi dan Siklus Penyakit

Dalam siklus hidupnya, E. histolytica memiliki stadium yang berbentuk trofozoit – prakista – kista – metakista. Trofozoit berdiameter 10 – 60 mikrometer, ditemukan di bagian bawah usus halus, namun lebih sering berada di kolon dan rektum yang melekat pada bagian mukosa. Trofozoit adalah stadium infeksi, masuk ke dalam usus dan melakukan pembelahan aseksual kemudia masuk ke dalam mukosa usus besar. Di dalam dinding usus besar, trofozoit terbawa aliran darah menuju ke hati, paru, otak dan organ lain. Trofozoit dalam saluran pencernaan melakukan pemadatan dan berubah bentuk menjadi metakista. Metakista keluar bersama tinja (Lynne & Bruckner, 1996)

Bentuk kista bersifat non-patogen tetapi dapat berubah menjadi infektif bagi manusia. Hewan mamalia lain seperti anjing dan kucing dapat juga terinfeksi. Kista dihasilkan jika kondisi sekitamya tidak memungkinkan untuk kehidupan trofozoit. Inti kista dapat membelah menjadi empat dengan ukuran berkisar 10-20 um, kondisi ini terjadi jika bentuk kista menjadi matang (metakista). Kista dikeluarkan bersama tinja. Selama dalam saluran pencernaan, dalam suasana asam tidak terjadi perkembangan, namun dalam pH basa atau netral, kista menjadi aktif, berkembang menjadi 4 stadium trofozoit metakistik dan selanjutnya menjadi trofozoit di dalam usus besar. 10 Adanya dinding kista, menyebabkan bentuk kista dapat bertahan terhadap adanya pengaruh lingkungan yang buruk yang berada di luar tubuh manusia. Stadium kista sangat tahan terhadap kondisi lingkungan yang buruk dan tetap bertahan di tanah selama 8 hari pada suhu 28–34°C, 40 hari pada suhu 2–6°C, dan 60 hari pada suhu O° C.Kista sangat tahan terhadap bahan kimia tertentu namun dapat dihancurkan dalam asam asetat 5-10% dan iodine 200 ppm. Sedangkan dalam air dapat bertahan sampai 1 bulan dan dalam tinja kering sampai 12 hari. Selain itu kista dapat dihilangkan dengan filtrasi pasir atau dimatikan dengan direbus, filtrasi dilakukan dengan menggunakan tanah yang mengandung diatomaceaus. (Gracia et al,1996; Rasmaliah,2003 )

Siklus hidup E. Histolytica
Gambar 1. Siklus hidup E. Histolytica (CDC, 2017)

D. Cara Infeksi dan Penularan

Parasit ini umumnya menular melalui makanan dan minuman yang telah terkontaminasi. Selain itu, penularan dapat terjadi setelah menyentuh tanah, air, pupuk atau tangan orang lain yang telah terpapar tinja yang mengandung parasit tersebut. Penularan juga dapat terjadi melalui seks anal, seks oral, atau pada orang yang melakukan terapi pembilasan atau colonic irrigation (AloDokter, 2016)

 

Next >> Patologis dan Gejala Klinik

Tags: Amebiasis Parasitologi

Leave A Comment Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Recent Posts

  • Amebiasis
  • Skistosomiasis
  • Leptospirosis
  • Larva Migran
  • Limfatik Filariasis
  • Rabies
  • Malaria
  • Flu Burung (Avian Influenza)
  • Toksoplasmosis
  • Zoonosis dan Penggolongannya

Categories

  • Artikel

Archives

  • August 2018
  • July 2018
Universitas Gadjah Mada

Lab SH sub Parasitologi

Artikel Terbaru

  • Amebiasis
  • Skistosomiasis
  • Leptospirosis

Archives

  • August 2018
  • July 2018

© 2018 Lab SH sub Parasitologi Fakultas Biologi UGM

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju