Oleh : Elika Boscha, Fanuel Triaswanto, Fiola T. Siregar, Fitri A. Nazara, Luqman Rasyid, Yahya Mustangin
Filariasis atau yang biasa dikenal juga sebagai limfatik filariasis, merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh cacing familia Filariidae dan ditularkan oleh nyamuk Mansonia sp., Culex sp., Anopheles sp., yang dapat menyerang kelenjar dan saluran getah bening. Penyakit ini dapat merusak limfe, pembengkakan pada tangan, kaki, glandula mammae dan skrotum, menyebabkan kecacatan dan stigma negatif bagi penderitanya (Anindita & Mutiara, 2016). Cacing dari famili Filariidae yang dapat menyebabkan penyakit ini di antaranya yaitu Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori dimana hampir 100 juta orang terinfeksi penyakit ini di seluruh dunia. Dari total tersebut, 90% kasus disebabkan oleh Wuchereria bancrofti dan 10% kasus disebabkan oleh Brugia malayi (Cho, et al., 2012). Adapun morfologi Wuchereria bancrofti adalah sebagai berikut,

Wuchereria bancrofti memiliki panjang tubuh 230-300 µm dan lebar 7,5-10 µm. Cacing ini mempunyai sheath (sarung) dengan ujung anterior tumpul membulat dan posterior meruncing. Cacing ini berwarna putih kekuningan dengan bentuk seperti benang dan mempunyai lapisan kutikula yang halus. Ukuran cacing betina lebih panjang dibandingkan ukuran cacing jantan.

Mikrofilaria masuk ke dalam saluran limfa dan menjadi dewasa. Cacing betina dan cacing jatan melakukan kopulasi kemudian cacing gravid mengeluarkan larva mikrofilaria. Larva tersebut hidup di pembuluh darah dan di pembuluh limfa. Saat nyamuk menghisap darah manusia, mikrofilaria masuk ke tubuh nyamuk dan berkembang sampai larva stadium 3. Larva tersebut kemudian siap ditularkan ke manusia lain.