• Fakultas Biologi UGM
  • Channel Video Kami
  • Menara Ilmu
Universitas Gadjah Mada Lab Sistematika Hewan
sub Parasitologi Fakultas Biologi UGM
  • Tentang Kami
  • Praktisi
  • Forum dan Konsultasi
  • Hubungi Kami
  • Beranda
  • Artikel
  • Limfatik Filariasis

Limfatik Filariasis

  • Artikel
  • 5 July 2018, 10.34
  • Oleh: Soenarwan Hery
  • 0

FILARIASIS

Oleh : Elika Boscha, Fanuel Triaswanto, Fiola T. Siregar, Fitri A. Nazara, Luqman Rasyid, Yahya Mustangin

            Filariasis atau yang biasa dikenal juga sebagai limfatik filariasis, merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh cacing familia Filariidae dan ditularkan oleh nyamuk Mansonia sp., Culex sp., Anopheles sp., yang dapat menyerang kelenjar dan saluran getah bening. Penyakit ini dapat merusak limfe, pembengkakan pada tangan, kaki, glandula mammae dan skrotum, menyebabkan kecacatan dan stigma negatif bagi penderitanya (Anindita & Mutiara, 2016). Cacing dari famili Filariidae yang dapat menyebabkan penyakit ini di antaranya yaitu Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori dimana hampir 100 juta orang terinfeksi penyakit ini di seluruh dunia. Dari total tersebut, 90% kasus disebabkan oleh Wuchereria bancrofti dan 10% kasus disebabkan oleh Brugia malayi (Cho, et al., 2012). Adapun morfologi Wuchereria bancrofti adalah sebagai berikut,

Morfologi mikrofilaria Wuchereria bancrofti.
Gambar 1. Morfologi mikrofilaria Wuchereria bancrofti.

                Wuchereria bancrofti memiliki panjang tubuh 230-300 µm dan lebar 7,5-10 µm. Cacing ini mempunyai sheath (sarung) dengan ujung anterior tumpul membulat dan posterior meruncing. Cacing ini berwarna putih kekuningan dengan bentuk seperti benang dan mempunyai lapisan kutikula yang halus. Ukuran cacing betina lebih panjang dibandingkan ukuran cacing jantan.

Siklus hidup Wuchereria bancrofti.
Gambar 2. Siklus hidup Wuchereria bancrofti.

            Mikrofilaria masuk ke dalam saluran limfa dan menjadi dewasa. Cacing betina dan cacing jatan melakukan kopulasi kemudian cacing gravid mengeluarkan larva mikrofilaria. Larva tersebut hidup di pembuluh darah dan di pembuluh limfa. Saat nyamuk menghisap darah manusia, mikrofilaria masuk ke tubuh nyamuk dan berkembang sampai larva stadium 3. Larva tersebut kemudian siap ditularkan ke manusia lain.

 

Next page>> Gejala klinis

Tags: Filariasis Parasitologi

Leave A Comment Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Recent Posts

  • Amebiasis
  • Skistosomiasis
  • Leptospirosis
  • Larva Migran
  • Limfatik Filariasis
  • Rabies
  • Malaria
  • Flu Burung (Avian Influenza)
  • Toksoplasmosis
  • Zoonosis dan Penggolongannya

Categories

  • Artikel

Archives

  • August 2018
  • July 2018
Universitas Gadjah Mada

Lab SH sub Parasitologi

Artikel Terbaru

  • Amebiasis
  • Skistosomiasis
  • Leptospirosis

Archives

  • August 2018
  • July 2018

© 2018 Lab SH sub Parasitologi Fakultas Biologi UGM

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju