
Oleh:
Laili Mufli Zusrina, Nanda Suci Ningrum, Nur Fadli Ikram, Wulan Rahmani Akmal, Yuliana Veronika Kahol
Editor : Soenarwan Hery Poerwanto dan Dila Hening Windyaraini
Zoonosis adalah penyakit atau infeksi yang ditularkan secara alamiah di antara hewan vertebrata dan manusia. Zoonosis merupakan ancaman baru bagi kesehatan manusia. Berdasarkan hewan penularnya, zoonosis dibedakan menjadi zoonosis yang berasal dari satwa liar, zoonosis dari hewan yang tidak dipelihara tetapi ada di sekitar rumah, seperti tikus yang dapat menularkan leptospirosis, dan zoonosis dari hewan yang dipelihara manusia.
Zoonosis mencakup berbagai penyakit menular yang secara biologis berbeda satu dengan lainnya. Banyaknya penyakit yang dapat digolongkan sebagai zoonosis dikarenakan adanya perbedaan yang kompleks di antara penyakit tersebut. Penyakit zoonosis dapat dibedakan antara lain berdasarkan penularannya, reservoir utamanya, asal hewan penyebarnya, dan agens penyebabnya (Suharsono 2002; Soejodono 2004; Murdiati dan Sendow 2006).
Berdasarkan agens penyebabnya, zoonosis dibedakan atas zoonosis yang disebabkan oleh bakteri, virus, parasit, atau yang disebabkan oleh jamur.
- Zoonosis yang Disebabkan oleh Virus
Rabies (penyakit anjing gila) adalah penyakit infeksi yang menyerang susunan syaraf pusat, terutama menular melalui gigitan anjing dan kucing. Penyakit ini bersifat zoonosik, disebabkan oleh virus Lyssa dari famili Rhabdoviridae.
- Zoonosis yang Disebabkan oleh Parasit
Toksoplasmosis disebabkan oleh parasit protozoa bersel tunggal yang dikenal dengan nama Toxoplasma gondii. Penyakit menimbulkan ensefalitis (peradangan pada otak) yang serius serta kematian, keguguran, dan cacat bawaan pada janin/bayi. T. gondii dapat dibedakan dalam tiga bentuk, yaitu trofozoit, kista, dan oosit dan dapat menular pada berbagai jenis hewan. Walaupun inang definitifnya sebangsa kucing dan hewan dari famili Felidae, semua hewan berdarah panas dan mamalia seperti anjing, sapi, kambing, dan burung juga berperan dalam melanjutkan siklus T. gondii.
Taeniasis ditularkan secara oral karena memakan daging yang mengandung larva cacing pita, baik daging babi (Taenia solium) maupun daging sapi (Taenia saginata). Penularan taeniasis dapat terjadi karena mengonsumsi makanan yang tercemar telur cacing pita dan dari kotoran penderita sehingga terjadi infeksi pada saluran pencernaan (cacing pita dewasa hanya hidup dalam saluran pencernaan manusia).
- Zoonosis yang disebabkan oleh bakteri.
Brucellosis merupakan salah satu penyakit zoonosis terutama melalui kontak langsung dari hewan terinfeksi, minum susu dari hewan yang terinfeksi, dan menghirup udara yang tercemar oleh bakteri penyebab Brucellosis yaitu Brucella sp. Indonesia belum bebas dari penyakit ini dengan prevalensi Brucellosis pada ternak di Indonesia sekitar 40%. Bakteri penyebab Brucellosis termasuk bakteri jenis gram negatif, berbentuk coccobacilus, dan hidup dalam sel. Terdapat empat spesies Brucella yang dapat menginfeksi manusia yaitu B. abortus yang terdapat di sapi, B. mellitensis hidup pada kambing dan domba, B. suis pada babi, dan B. canis yang ada pada anjing. Penularan penyakit ini dapat terjadi dengan mengkonsumsi susu dan daging yang berasal dari hewan yang mengandung Brucella sp. Penularan paling banyak terjadi melalui konsumsi susu dan produk olahannya yang tidak dipasteurisasi secara sempurna, karena bakteri ini dapat bertahan hingga beberapa bulan di susu dan produk olahannya.